Sabtu, 31 Maret 2012

UPAYA PROMOTIF DAN PREVENTIF MENURUT LEAVEL DAN CLARK


Tingkat-tingkat usaha pencegahan

Leavell dan clark dalam bukunya “Preventive Medicine for the doctor in his community” membagi usaha pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit. Usaha-usaha pencegahan itu adalah :

A. Masa sebelum sakit
  1. Mempertinggi nilai kesehatan (Health promotion)
  2. Memberikan perlindungan khusus terhadap sesuatu penyakit (Specific protection).

B. Pada masa sakit
  1. Mengenal dan mengetahui jenis pada tingkat awal,serta mengadakan pengobatan yang tepat dan segera. (Early diagnosis and treatment).
  2. Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan sesuatu penyakit (Disability limitation).
  3. Rehabilitasi (Rehabilitation).

a. Mempertinggi nilai kesehatan (Health promotion)
Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya.
Beberapa usaha di antaranya :
-        Penyediaan makanan sehat cukup kwalitas maupun kwantitasnya.
-        Perbaikan hygien dan sanitasi lingkungan,seperti : penyediaan air rumah tangga
yang baik,perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah dan sebagainya.
-        Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
-        Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang baik.

b. Memberikan perlindungan Khusus terhadap sesuatu penyakit
Usaha ini merupakan tindakan pencegahan terhadap penyakit-penyakit tertentu.
Beberapa usaha di antaranya :
-        Vaksinasi untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu.
-        Isolasi penderitaan penyakit menular .
-        Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat-tempat umum maupun di tempat kerja.
c.   Mengenal dan mengetahui jenis penyakit pada tingkat awal serta mengadakan pengobatan yang tepat dan segera.
     Tujuan utama dari usaha ini adalah :
         1)         Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepat-cepatnya dari setiap jenis penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera.
         2)         Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya menular.
         3)         Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan sesuatu penyakit.
     Beberapa usaha di antaranya :
-        Mencari penderita di dalam masyarakat dengan jalam pemeriksaan : misalnya pemeriksaan darah,roentgent paru-paru dan sebagainya serta segera memberikan pengobatan
-        Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact person) untuk diawasi agar derita penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan dan tindakan-tindakan lain yang perlu misalnya isolasi,desinfeksi dan sebagainya.
-        Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat mengenal gejala penyakit pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan. Masyarakat perlu menyadari bahwa berhasil atau tindaknya usaha pengobatan, tidak hanya tergantung pada baiknya jenis obat serta keahlian tenaga kesehatannya,melainkan juga tergantung pada kapan pengobatan itu diberikan.
   Pengobatan yang terlambat akan menyebabkan :
-        Usaha penyembuhan menjadi lebih sulit,bahkan mungkin tidak dapat sembuh lagi misalnya pengobatan kanker (neoplasma) yang terlambat.
-        Kemungkinan terjadinya kecacatan lebih besar.
-        Penderitaan si sakit menjadi lebih lama.
-        Biaya untuk perawatan dan pengobatan menjadi lebih besar.

d. Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan bekerja   yang diakibatkan sesuatu penyakit.
Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha ad. C, yaitu dengan pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat.
Bila sudah terjadi kecacatan maka dicegah agar kecacatan tersebut tidak bertambah
berat (dibatasi),dan fungsi dari alat tubuh yang menjadi cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin.

e.Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat,sehingga dapat berfungsi laig sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat,semaksimal-maksimalnya sesuai dengan kemampuannya.

Rehabilitasi ini terdiri atas :
1)      Rehabilitasi fisik
yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimal-maksimalnya.
Misalnya,seseorang yang karena kecelakaan,patah kakinya perlu mendapatkan rehabilitasi dari kaki yang patah ini sama dengan kaki yang sesungguhnya.
2)  Rehabilitasi mental
yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam hubungan perorangan dan social secara memuaskan. Seringkali bersamaan dengan terjadinya cacat badaniah muncul pula kelainan-kelainan atau gangguan mental.
Untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelumm kembali ke dalam masyarakat.
3)  Rehabilitasi sosial vokasional
yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatn dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimal-maksimalnya sesuai dengan kemampuan dan ketidak mampuannya.
4)  Rehabilitasi aesthesis
usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa keindahan,walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya : penggunaan mata palsu.
Usaha mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat,memerlukan bantuan dan pengertian dari segenap anggota masyarakat untuk dapat mengerti dan memahami keadaan mereka (fisik,mentaldan kemampuannya) sehingga memudahkan mereka dalam proses penyesuaian dirinya dalam masyarakat,dalam keadaannya yang sekarang.
Sikap yang diharapkan dari warga masyarakat adalah sesuai dengan falsafah pancasila yang berdasarkan unsur kemanusiaan yang sekarang ini. Mereka yang direhabilitasi ini memerlukan bantuan dari setiap warga masyarakat,bukan hanya berdasarkan belas kasihan semata-mata,melainkan juga berdasarkan hak azasinya sebagai manusia.

Usaha pencegahan dan kejadian penyakit
Bila seseorang seseorang jatuh sakit; dengan pengobatan akan terjadi tiga kemungkinan yaitu :
a.      Sembuh sempurna.
b.      Sembuh dengan cacat
c.        Tidak sembuh lagi (meninggal)
yang terbaik yaitu bila terjadi kesembuhan secar sempurna seandainya terjadi kecacatan, maka alat tubuh yang cacat ini akan tetap dimilikinya dan seringkali merupakan beban (penderitaan) untuk selama-lamanya.
Bila alat-alat mobil rusak,kit adapt membeli yang baru untuk menggantinya,dan ia akan berfungsi lagi dengan baik,seolah-olah mobil tersebut dalam keadaan baru kembali.
Lain halnya dengan alat tubuh manusia, bila rusak (sakit) kita hanya berusaha untuk memperbaikinya (mengobatinya)dengan segala daya, dan tetap memakainya lagi, walaupun perbaikannya tidak mencapai kesempurnaan (cacat).
Penggantian dengan alat buatan (prothese),tidak akan menjadi sebaik seperti asalnya.
Karena itu sangatlah bijaksana, bila kita selalu serprinsip lebih baik mencegah timbulnya penyakit dari pada mengobati maupun merehabilitasinya

Kamis, 29 Maret 2012

Analisis Sosial


Definisi Analisis Sosial
Holland-Henriot, mendefinisikan analisis social sebagai …..”usaha memperoleh gambaran yang lebih lengkap tentang sebuah situasi social dengan menggali hubungan-hubungan histories dan strukturalnya
Dari definisi diatas, terdapat elemen : a) Situasi Sosial, (b) Hubungan Struktural, (c) Kultural dan (d) Historis, sehingga memungkinkan menangkap dan memahami realitas yang dihadapi.
Dalam arti sempit analisis sosial dimaksudkan sebagai usaha untuk menganalisis suatu keadaan atau masalah sosial secara objektif, sehingga harus dipahami bahwa analisis social  bukanlah alat bantu siap pakai untuk membereskan masalah -masalah sosial.
Dalam arti luas, hasil analisis masalah sosial /masyarakat dipakai dalam hubungan dengan usaha mengubah keadaan atau memecahkan masalah yang dianalisis. Jadi, analisis sosial mencoba mengaitkan analisis ilmiah dengan kepekaan etis, artinya  analisis dipergunakan sebagai alat untuk memperjuangkan tujuan tertentu.
Metode  analisis sosial ini dapat dipergunakan untuk menganalisis satuan-satuan sosial  (misalnya desa, Ormas), masalah -masalah sosial (misalnya kesehatan reproduksi, narkoba, budaya, pendidikan) lembaga -lembaga sosial (misal sekolah, proyek pembangunan), dll.

Fungsi analisis social
a.      Identifikasi dan pemahaman masalah secara lebih seksama; melihat akar masalah dan ranting masalah.
b.      Mendalami potensi (kekuatan-kelemahan-peluang-tantangan) yang ada dalam komunitas/masyarakat.
c.       Membangun ukuran dengan lebih baik untuk kelompok yang dirugikan.
d.      Membangun prediksi berupa tindakan-tindakan (program) sebagai upaya untuk mengubah, nah tugas KKN untuk mendorong perubahan tersebut.
Beberapa Istilah:
Analisis punya konotasi sebagai pengorganisasian data (kategorisasi atau klasifikasi dgn prinsip komprehensif dan tak tumpang tindih; konseptualisasi).
Interpretasi punya konotasi sebagai pemaknaan data yang telah diorganisasi lewat analisis.
Teori/Perspektif berfungsi membantu dalam proses analisis dan interpretasi data
FALSAFAH DAN METODE ANALISIS SOSIAL
  Falsafah: positivisme vs anti-positivisme.
  Falsafah positivisme: melahirkan metode kuantitatif.
  Falsafah anti-positivisme: melahirkan metode kualitatif.

Asumsi metode kuantitatif dalam analisis social:
  Sikap dan tindakan manusia adalah fungsi dari respon terhadap skema. Karena itu dikenal istilah “responden” untuk menunjuk sumber data.
  Melalui tracking dapat diketahui “keteraturan” (regularity) sikap dan tindakan manusia yang mengarah ke pembentukan “pola” (pattern).
  Sikap dan tindakan manusia serba terukur secara “obyektif”.
Asumsi metode kualitatif dalam analisis social
  Manusia hidup di dunia yang memiliki “makna”  (meaning) baginya, karena itu pemahaman makna perilaku manusia dalam konteks interaksi sosialnya menjadi penting.
  Setiap individu/komunal/komunitas/ikatan budaya adalah “spesifik/unik”, dan menjadi sumber informasi dalam memaknakan dunianya. Sumber data disebut “informan”.
Perbedaan Tipikal  Asumsi metode kuantitatif dan kualitatif dalam analisis social
Dasar falsafah
kualitatif
kuantitatif
ONTOLOGI (persepsi thd realitas)
Realitas beragam, dan ko-eksistensi subyektivitas
Realitas tunggal, dan eksistensi obyektivitas
EPISTEMOLOGI(peran analis)
Harus berinteraksi dgn gejala yang dianalisis
Independen dari variabel yang dianalisis
AKSIOLOGI (nilai analis)
Bertindak sarat nilai dan bias cara
Bertindak bebas nilai dan tak bias cara
RETORIK (gaya bahasa)
Personal, informal, kontekstual
Impersonal, formal, tekstual
METODOLOGI (pendekatan)
Induktif, multivariat, interaksi multiproses, metode kontekstual
Deduktif, hubungan sebab-akibat, metode bebas konteks


Unit analisis social
  Personal: individu.
  Supersonal: kelompok, lembaga, organisasi.
  Impersonal: peran, interaksi, dsb.
Level analisis
  Nominal: tak berjarak (agama, gender, etnis, ras, dsb).
  Ordinal: berjenjang dng jarak yg belum jelas (kurang – cukup – baik).
  Interval: berjenjang dng jarak yg jelas (nilai 0 – 10).
  Rasio: perbandingan (2:1).

Pendekatan analisis social menggunakan pendekatan triangulasi
Triangulasi merupakan strategi pengumpulan data secara jamak.
4 tipe triangulasi: triangulasi data, triangulasi investigator, triangulasi teori, triangulasi metodologis

Instrument  analisis social
FRANK STILLWEL:
1.      Apa yang sebenarnya terjadi?
  1. Mengapa hal itu terjadi?
  2. Siapa yang diuntungkan dan siapa yang dirugikan?
  3. Apakah hal tersebut dianggap bermasalah?
  4. Jika YA, bagaimana mengatasinya dan siapa yang harus melakukannya?

ICE-BERG SYSTEM
  1. Analisis berjenjang menurut derajat substansi: fenomena – pola – struktur.
  2. Fenomena: refleksi data yang analog dgn permukaan gunung es, sifatnya artificial.
  3. Pola: refleksi data yang lebih dalam derajat substansinya.
  4. Struktur: refleksi data yang mendasar dalam derajat substansinya.
Peta social
Peta social adalah berbagai struktur yang membentuk situasi dengan bermacam-macam cara, dapat juga sebagai lembaga-lembaga, proses-proses dan pola-pola yang merupakan faktor-faktor penentu wujud realitas social dan juga beberapa struktur cukup jelas sementara yang lain kabur (hidden).
Peta social mencakup:  Struktur Sosial/Budaya, struktur Politik/Kekuasaan, struktur Agama, struktur Ekonomi, nilai-nilai dalam sebuah masyarakat, respon berbagai pihak atas situasi tersebut, dll.
Strukutur social budaya: Bagaimana masyarakat mengatur hubungan sosial, makna, dan tata nilai, yang terdiri dari: Bagaimana model kekerabatan (keluarga, marga, suku) yang dilestarikan oleh suatu masyarakat, Perkumpulan dan organisasi kepentingan, Jaringan-jaringan komunikasi dan media massa, Institusi agama, Simbol-simbol, slogan, mithos, utopi, Kesenian, musik, cerita rakyat, Gaya hidup, trades. Pendidikan, pengasuhan anak, Pola relasi, Pola-pola bahasa.
Strukutur politik,  Bagaimana masyarakat mengatur kekuasaan yang terdiri dari: Prosedur-prosedur pembuatan keputusan, Gaya kepemimpinan, Akses terhadap pengaruh politik, Institusi politik formal: konstitusi, partai, pengadilan, militer, Institusi politik non-formal: klik-klik, pressure groups, lobbying, Pola-pola partisipasi rakyat
Struktur  Ekonomi: : Bagaimana masyarakat mengatur sumber-sumber daya, Bagaimana mode of production, mode of distribution, dan mode of consumption suaru masyarakat, Bagaimana penguasaan kapital (modal, tenaga kerja, dan teknologi) berlangsung, Bagaimana bangun strutkur sosial yang dibentuk oleh dunia usaha (market), Bagaimana peran negara dalam membuat regulasi-regulasi? Siapa yang diuntungkan oleh kebijakan yang dibuat pemerintah?
Struktur Agama: Bagaimana keyakinan sebuah masyarakat, dan dampak dari keyakinan tersebut terhadap masyarakat, terdiri dari: Bagaimana mode of faith,  mode of religion practice, dan mode of religion tradition dalam suatu masyarakat, Bagaimana agama mempengaruhi kehidupan sebuah masyarakat.
Nilai-nilai Utama: Manakah Nilai-Nilai kunci yg Bekerja pada Struktur Tersebut, terdiri dari: Ethos apa yang menjadi penggerak masyarakat tersebut, Ideologi-ideologi dominan apa yang menjadi penggerak utama. Siapakah produsen (orang, lembaga) yang menjadi penjaga nilai-nilai tersebut, Apa basic material yang mendukung ide-ide tersebut.


Kamis, 22 Maret 2012

NILAI ANAK DALAM KELUARGA


Dalam kehidupan sehari-hari, keluarga dan anak umumnya menjadi topik pembicaraan yang hangat apabila dua orang sahabat lama baru berjumpa. Jarang sekali dalam perjumpaan semacam itu antara dua orang sahabat membincangkan soal harta kekayaan, berapa punya mobil, berapa hektar punya tanah dan sebagainya. Mereka saling bertukar pengalaman membesarkan anak, cara menanamkan nilai-nilai agama, moral dan etika, menceritakan prestasi dan keunggulan anak mereka masing-masing. Hal tersebut membuktikan bahwa anak mempunyai nilai yang sangat amat penting dalam kehidupan seseorang atau suatu keluarga, melebihi nilai harta kekayaan. Nilai anak bagi orang tua dalam kehidupan sehari-hari dapat diketahui dari kenyataan bahwa anak menjadi tempat bersandar orang tua untuk mencurahkan cinta kasih yang tulus dan murni dan sebagai sumber kebahagiaan keluarga.
Ternyata anak itu memiliki nilai dalam keluarga. Ya suatu pandangan dari keluarga terhadap anak. Bila mengingat kembali sebuah teori yang dikeluarkan oleh Hoffman (1973) ternyata anak memiliki nilai psikologis, ekonomi dan sosial. Secara psikologis, dengan adanya anak dalam keluarga, muncul seseorang yang dapat disayangi dan dilindungi. Ada rasa bahagia dari orang tua melihat anak tumbuh dan berkembang. Dan secara sosial, anak merupakan penerusan nama keluarga dan peningkat reputasi.
Menurut saya, melihat anak adalah melihat masa depan. Bagaimana anak kita saat ini, itulah masa depan kita bahkan dunia. Namun, siapa dan bagaimana anak, itu tanggung jawab kita sebagai orang tua dalam mewarnainya. Disinilah pentingnya pendidikan dari keluarga sebagai lingkungan pertamanya. Dan pendidikan anak ini, sudah dimulai bahkan ketika anak tersebut masih dalam kandungan.
Permasalahan kemudian muncul bagaimana orang tua mewarnai kehidupan seorang anak. Orang tua cenderung mewariskan pola asah, asih dan asuh yang diterima dari generasi sebelumnya yang belum tentu baik dan tepat untuk diterapkan pada masa kini. Sistem pendidikan, kontrol agama dan budaya, bahkan sistem kesehatan yang membentuk bagaimana anak itu nantinya.dibutuhkan.

Dalam sebuah pembicaraan singkat saya melalui wall facebook dengan 2 orang teman yang notabene seorang bidan dan seorang Clinical Hypnotherapis, jelas sekali kedua rekan saya ini prihatin dengan pola asuh anak yang sudah dianggap lumrah dimasyarakat.
Ketika saya membuat status di facebook:
Sebelum mengkritik generasi muda ingatlah siapa yang membesarkannya,
maka kemudian saya mendapatkan respon sebagai berikut:

o    Kristina Sembiring Bener tuh kk..bnyk pola asuh kt sbg ortu yg justru mbtuk karakter negatif utk para generasi muda,wlw mgkin tanpa disadari dan msh bnyk ortu yg ingin mencetak dan menempa anak sesuai cita dan harapan mrk bkn mencari dan mendukung minat,bakat dan talenta yg sdh di bawa ke alam semesta ini

Bebaskita Ginting Ia, kadang kita berfikir anak adalah miniatur kita....


Kristina Sembiring Seandainya semua ortu bisa menjadi sosok ayah,ibu,teman dan sahabat bt anak“nya dan menyadari bhw sbnrnya kt lah yg belajar dari anak“kt krn mulai dr mrk di titipkn dlm rahim sampai lahir dan hidup di dunia ini adalah pembelajaran besar bt kt para ortu,maka lahirlah generasi muda yg pasti jauh lbh baik


Bebaskita Ginting Ia dek, setiap hari kita memang belajar dari anak, SKS yang tak pernah selesai seumur hidup karena setiap hari ada yang baru bahkan sebelum kita lulus untuk pembelajaran sebelumnya yang mereka buat.


Kristina Sembiring Klo beli brg elektronik spt komputer,hp,mesin cuci dll kt sllu baca dlu buku panduannya spy tau gmn pengoprasian nya dan spy ga rusak krn tkut rugi,tp klo menerima anugrah Tuhan sbg titipannya di bumi ini kok ga di wanti-wanti atau siap“ya ..hehe (kdg miris rasanya kk)


Bebaskita Ginting Jangan miris dek, ibarat buah kita ini harus tetap mentah supaya bertumbuh, kalau sudah matang (sudah tahu semua) berarti ibarat buah tinggal menunggu busuk dan dibuang. heheheh. Hidup memang perlu dinamis dan anak adalah titipan masa depan bukan warisan masa lalu


Kristina Sembiring Ue ka me kk..adi tasaksa mis macik piah abekken kalak peh..hehe,kt ada rcna kembangkan hypnoparenting di medan dan skitar kk mdh“an bs membantu mengubah paradigma dan pola asuh utk generasi penerus kt,mhn doa dan dukungan ya kk :)


Bebaskita Ginting OK dek, apa yang bisa dibantu?


Kristina Sembiring Ak sdg prepare bbrp program kk ntar klo dah kelar dan di saat kk ada wkt ak mnt advice nya ya kk .. :) thx b4 kk


Bebaskita Ginting OK dek, dengan senang hati


Melinawaty Simbolon Aqlah mungkin nanti satu pesertanya tin,sering bgt gak sadar anak2 kuperlakukan kaya ortuku dulu memperlakukanku,mendikte,memaksa hrs lbh pintar dari temannya,n menyuruh dgn nada tinggi,kalo dah sadar gini jdi mau nangis deh,kasian bgt anak2,stress belum waktunya!


Bebaskita Ginting ‎@Meli: hahahahahahah.... kubayangkan wajahmu ketika menulis koment ini dek...


Kristina Sembiring ‎Melinawaty Simbolon:it's okay mom...tdk ada kata terlambat,rekaman di memory mereka bisa di re programing apalagi klo msh dibawah 7 thn msh mudah kok...


Bebaskita Ginting ‎@Meli: Semoga kamu bisa tersenyum dengan komentar Kristina Sembiring ya dek, sudah ada solusi untuk perbaikan, yang penting kita selalu mau berubah untuk yang lebih baik, yang terpenting generasi berikut harus lebih baik dari kita.




Melinawaty Simbolon Indahnya berbagi hal positif ya,makasih kris n ka bebas

(Pembicaraan disuatu siang, dimana kedua buah hatiku sedang bersama pengasuhnya… berharap ada masa ketika semua belum terlambat disiang seperti ini aku yang menemani buah hatiku)