Dalam kehidupan
sehari-hari, keluarga dan anak umumnya menjadi topik pembicaraan yang hangat
apabila dua orang sahabat lama baru berjumpa. Jarang sekali dalam perjumpaan
semacam itu antara dua orang sahabat membincangkan soal harta kekayaan, berapa
punya mobil, berapa hektar punya tanah dan sebagainya. Mereka saling bertukar
pengalaman membesarkan anak, cara menanamkan nilai-nilai agama, moral dan
etika, menceritakan prestasi dan keunggulan anak mereka masing-masing. Hal
tersebut membuktikan bahwa anak mempunyai nilai yang sangat amat penting dalam
kehidupan seseorang atau suatu keluarga, melebihi nilai harta kekayaan. Nilai
anak bagi orang tua dalam kehidupan sehari-hari dapat diketahui dari kenyataan
bahwa anak menjadi tempat bersandar orang tua untuk mencurahkan cinta kasih
yang tulus dan murni dan sebagai sumber kebahagiaan keluarga.
Ternyata anak itu
memiliki nilai dalam keluarga. Ya suatu pandangan dari keluarga terhadap anak.
Bila mengingat kembali sebuah teori yang dikeluarkan oleh Hoffman (1973) ternyata
anak memiliki nilai psikologis, ekonomi dan sosial. Secara psikologis, dengan
adanya anak dalam keluarga, muncul seseorang yang dapat disayangi dan
dilindungi. Ada rasa bahagia dari orang tua melihat anak tumbuh dan berkembang.
Dan secara sosial, anak merupakan penerusan nama keluarga dan peningkat
reputasi.
Menurut saya, melihat
anak adalah melihat masa depan. Bagaimana anak kita saat ini, itulah masa depan
kita bahkan dunia. Namun, siapa dan bagaimana anak, itu tanggung jawab kita
sebagai orang tua dalam mewarnainya. Disinilah pentingnya pendidikan dari
keluarga sebagai lingkungan pertamanya. Dan pendidikan anak ini, sudah dimulai
bahkan ketika anak tersebut masih dalam kandungan.
Permasalahan kemudian
muncul bagaimana orang tua mewarnai kehidupan seorang anak. Orang tua cenderung
mewariskan pola asah, asih dan asuh yang diterima dari generasi sebelumnya yang
belum tentu baik dan tepat untuk diterapkan pada masa kini. Sistem pendidikan,
kontrol agama dan budaya, bahkan sistem kesehatan
yang membentuk bagaimana anak itu nantinya.dibutuhkan.
Dalam
sebuah pembicaraan singkat saya melalui wall facebook dengan 2 orang teman yang
notabene seorang bidan dan seorang Clinical
Hypnotherapis, jelas sekali kedua rekan saya ini prihatin dengan pola asuh anak
yang sudah dianggap lumrah dimasyarakat.
Ketika saya membuat
status di facebook:
Sebelum
mengkritik generasi muda ingatlah siapa yang membesarkannya,
maka kemudian
saya mendapatkan respon sebagai berikut:
|
o Kristina Sembiring Bener tuh kk..bnyk pola asuh kt sbg
ortu yg justru mbtuk karakter negatif utk para generasi muda,wlw mgkin tanpa
disadari dan msh bnyk ortu yg ingin mencetak dan menempa anak sesuai cita dan
harapan mrk bkn mencari dan mendukung minat,bakat dan talenta yg sdh di bawa
ke alam semesta ini
|
|
Bebaskita Ginting Ia, kadang kita berfikir anak adalah
miniatur kita....
|
|
Kristina
Sembiring Seandainya
semua ortu bisa menjadi sosok ayah,ibu,teman dan sahabat bt anak“nya dan
menyadari bhw sbnrnya kt lah yg belajar dari anak“kt krn mulai dr mrk di
titipkn dlm rahim sampai lahir dan hidup di dunia ini adalah pembelajaran
besar bt kt para ortu,maka lahirlah generasi muda yg pasti jauh lbh baik
|
|
Bebaskita Ginting Ia dek, setiap hari kita memang
belajar dari anak, SKS yang tak pernah selesai seumur hidup karena setiap
hari ada yang baru bahkan sebelum kita lulus untuk pembelajaran sebelumnya
yang mereka buat.
|
|
Kristina
Sembiring Klo beli brg
elektronik spt komputer,hp,mesin cuci dll kt sllu baca dlu buku panduannya
spy tau gmn pengoprasian nya dan spy ga rusak krn tkut rugi,tp klo menerima
anugrah Tuhan sbg titipannya di bumi ini kok ga di wanti-wanti atau siap“ya
..hehe (kdg miris rasanya kk)
|
|
Bebaskita Ginting Jangan miris dek, ibarat buah kita ini
harus tetap mentah supaya bertumbuh, kalau sudah matang (sudah tahu semua)
berarti ibarat buah tinggal menunggu busuk dan dibuang. heheheh. Hidup memang
perlu dinamis dan anak adalah titipan masa depan bukan warisan masa lalu
|
|
Kristina
Sembiring Ue ka me
kk..adi tasaksa mis macik piah abekken kalak peh..hehe,kt ada rcna kembangkan
hypnoparenting di medan dan skitar kk mdh“an bs membantu mengubah paradigma
dan pola asuh utk generasi penerus kt,mhn doa dan dukungan ya kk :)
|
|
Bebaskita Ginting OK dek, apa yang bisa dibantu?
|
|
Kristina
Sembiring Ak sdg prepare
bbrp program kk ntar klo dah kelar dan di saat kk ada wkt ak mnt advice nya
ya kk .. :) thx b4 kk
|
|
Bebaskita Ginting OK dek, dengan senang hati
|
|
Melinawaty Simbolon Aqlah mungkin nanti satu pesertanya
tin,sering bgt gak sadar anak2 kuperlakukan kaya ortuku dulu
memperlakukanku,mendikte,memaksa hrs lbh pintar dari temannya,n menyuruh dgn
nada tinggi,kalo dah sadar gini jdi mau nangis deh,kasian bgt anak2,stress
belum waktunya!
|
|
Bebaskita Ginting @Meli: hahahahahahah.... kubayangkan
wajahmu ketika menulis koment ini dek...
|
|
Kristina
Sembiring Melinawaty Simbolon:it's okay mom...tdk ada
kata terlambat,rekaman di memory mereka bisa di re programing apalagi klo msh
dibawah 7 thn msh mudah kok...
|
|
Bebaskita Ginting @Meli: Semoga kamu bisa tersenyum
dengan komentar Kristina Sembiring ya
dek, sudah ada solusi untuk perbaikan, yang penting kita selalu mau berubah
untuk yang lebih baik, yang terpenting generasi berikut harus lebih baik dari
kita.
|
|
|
|
Melinawaty Simbolon Indahnya berbagi hal positif
ya,makasih kris n ka bebas
|
(Pembicaraan disuatu siang, dimana kedua
buah hatiku sedang bersama pengasuhnya… berharap ada masa ketika semua belum
terlambat disiang seperti ini aku yang menemani buah hatiku)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar