Kamis, 22 Maret 2012

NILAI ANAK DALAM KELUARGA


Dalam kehidupan sehari-hari, keluarga dan anak umumnya menjadi topik pembicaraan yang hangat apabila dua orang sahabat lama baru berjumpa. Jarang sekali dalam perjumpaan semacam itu antara dua orang sahabat membincangkan soal harta kekayaan, berapa punya mobil, berapa hektar punya tanah dan sebagainya. Mereka saling bertukar pengalaman membesarkan anak, cara menanamkan nilai-nilai agama, moral dan etika, menceritakan prestasi dan keunggulan anak mereka masing-masing. Hal tersebut membuktikan bahwa anak mempunyai nilai yang sangat amat penting dalam kehidupan seseorang atau suatu keluarga, melebihi nilai harta kekayaan. Nilai anak bagi orang tua dalam kehidupan sehari-hari dapat diketahui dari kenyataan bahwa anak menjadi tempat bersandar orang tua untuk mencurahkan cinta kasih yang tulus dan murni dan sebagai sumber kebahagiaan keluarga.
Ternyata anak itu memiliki nilai dalam keluarga. Ya suatu pandangan dari keluarga terhadap anak. Bila mengingat kembali sebuah teori yang dikeluarkan oleh Hoffman (1973) ternyata anak memiliki nilai psikologis, ekonomi dan sosial. Secara psikologis, dengan adanya anak dalam keluarga, muncul seseorang yang dapat disayangi dan dilindungi. Ada rasa bahagia dari orang tua melihat anak tumbuh dan berkembang. Dan secara sosial, anak merupakan penerusan nama keluarga dan peningkat reputasi.
Menurut saya, melihat anak adalah melihat masa depan. Bagaimana anak kita saat ini, itulah masa depan kita bahkan dunia. Namun, siapa dan bagaimana anak, itu tanggung jawab kita sebagai orang tua dalam mewarnainya. Disinilah pentingnya pendidikan dari keluarga sebagai lingkungan pertamanya. Dan pendidikan anak ini, sudah dimulai bahkan ketika anak tersebut masih dalam kandungan.
Permasalahan kemudian muncul bagaimana orang tua mewarnai kehidupan seorang anak. Orang tua cenderung mewariskan pola asah, asih dan asuh yang diterima dari generasi sebelumnya yang belum tentu baik dan tepat untuk diterapkan pada masa kini. Sistem pendidikan, kontrol agama dan budaya, bahkan sistem kesehatan yang membentuk bagaimana anak itu nantinya.dibutuhkan.

Dalam sebuah pembicaraan singkat saya melalui wall facebook dengan 2 orang teman yang notabene seorang bidan dan seorang Clinical Hypnotherapis, jelas sekali kedua rekan saya ini prihatin dengan pola asuh anak yang sudah dianggap lumrah dimasyarakat.
Ketika saya membuat status di facebook:
Sebelum mengkritik generasi muda ingatlah siapa yang membesarkannya,
maka kemudian saya mendapatkan respon sebagai berikut:

o    Kristina Sembiring Bener tuh kk..bnyk pola asuh kt sbg ortu yg justru mbtuk karakter negatif utk para generasi muda,wlw mgkin tanpa disadari dan msh bnyk ortu yg ingin mencetak dan menempa anak sesuai cita dan harapan mrk bkn mencari dan mendukung minat,bakat dan talenta yg sdh di bawa ke alam semesta ini

Bebaskita Ginting Ia, kadang kita berfikir anak adalah miniatur kita....


Kristina Sembiring Seandainya semua ortu bisa menjadi sosok ayah,ibu,teman dan sahabat bt anak“nya dan menyadari bhw sbnrnya kt lah yg belajar dari anak“kt krn mulai dr mrk di titipkn dlm rahim sampai lahir dan hidup di dunia ini adalah pembelajaran besar bt kt para ortu,maka lahirlah generasi muda yg pasti jauh lbh baik


Bebaskita Ginting Ia dek, setiap hari kita memang belajar dari anak, SKS yang tak pernah selesai seumur hidup karena setiap hari ada yang baru bahkan sebelum kita lulus untuk pembelajaran sebelumnya yang mereka buat.


Kristina Sembiring Klo beli brg elektronik spt komputer,hp,mesin cuci dll kt sllu baca dlu buku panduannya spy tau gmn pengoprasian nya dan spy ga rusak krn tkut rugi,tp klo menerima anugrah Tuhan sbg titipannya di bumi ini kok ga di wanti-wanti atau siap“ya ..hehe (kdg miris rasanya kk)


Bebaskita Ginting Jangan miris dek, ibarat buah kita ini harus tetap mentah supaya bertumbuh, kalau sudah matang (sudah tahu semua) berarti ibarat buah tinggal menunggu busuk dan dibuang. heheheh. Hidup memang perlu dinamis dan anak adalah titipan masa depan bukan warisan masa lalu


Kristina Sembiring Ue ka me kk..adi tasaksa mis macik piah abekken kalak peh..hehe,kt ada rcna kembangkan hypnoparenting di medan dan skitar kk mdh“an bs membantu mengubah paradigma dan pola asuh utk generasi penerus kt,mhn doa dan dukungan ya kk :)


Bebaskita Ginting OK dek, apa yang bisa dibantu?


Kristina Sembiring Ak sdg prepare bbrp program kk ntar klo dah kelar dan di saat kk ada wkt ak mnt advice nya ya kk .. :) thx b4 kk


Bebaskita Ginting OK dek, dengan senang hati


Melinawaty Simbolon Aqlah mungkin nanti satu pesertanya tin,sering bgt gak sadar anak2 kuperlakukan kaya ortuku dulu memperlakukanku,mendikte,memaksa hrs lbh pintar dari temannya,n menyuruh dgn nada tinggi,kalo dah sadar gini jdi mau nangis deh,kasian bgt anak2,stress belum waktunya!


Bebaskita Ginting ‎@Meli: hahahahahahah.... kubayangkan wajahmu ketika menulis koment ini dek...


Kristina Sembiring ‎Melinawaty Simbolon:it's okay mom...tdk ada kata terlambat,rekaman di memory mereka bisa di re programing apalagi klo msh dibawah 7 thn msh mudah kok...


Bebaskita Ginting ‎@Meli: Semoga kamu bisa tersenyum dengan komentar Kristina Sembiring ya dek, sudah ada solusi untuk perbaikan, yang penting kita selalu mau berubah untuk yang lebih baik, yang terpenting generasi berikut harus lebih baik dari kita.




Melinawaty Simbolon Indahnya berbagi hal positif ya,makasih kris n ka bebas

(Pembicaraan disuatu siang, dimana kedua buah hatiku sedang bersama pengasuhnya… berharap ada masa ketika semua belum terlambat disiang seperti ini aku yang menemani buah hatiku)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar